Naikin Traffic Sales Melalui Nano Influencers Dalam Bisnis Kuliner
Updated: Dec 29, 2020
Ada 8 catatan penting yang wajib dipahami oleh setiap pebisnis kuliner
Media sosial semakin banyak pengguna, tetapi semakin banyak juga pemain (brand) di dalamnya! Sudah tidak asing juga bahwa algoritma Facebook sebetulnya “memaksa” brand untuk melakukan aktivitas non-organik (berbayar) agar dapat memiliki keunggulan dibandingkan akun brand lainnya. Nah… tetapi dengan berbagai keterbatasan, salah satunya adalah keterbatasan budget, maka kita harus pintar mencari solusi agar mendapatkan exposure tambahan di media sosial. Salah satunya adalah dengan mengutilisasi keberadaan dan peran nano influencers!
1. Apa itu Nano Influencers
Sederhananya, nano influencers itu adalah selebgram kelas “kecil-kecilan.” Secara numbers, tipe influencers ini dapat dikategorikan berdasarkan jumlah followersnya, yaitu dari 1.000 – 5.000 followers.
2. Mengapa Bisnis Kuliner perlu Mengutilisasi Nano Influencers
Meskipun followersnya tidak sebanyak selebgram pada umumnya, jangan salah! Mereka memiliki tingkat interaksi (dapat dinilai dari Engagement Rate dan aktivitas pada lapak komen) yang tinggi. Mereka tidak segan-segan membalas semua komen dari followersnya, karena juga sedang berada di tahap “cari pamor.” Di sisi lain, followersnya lebih loyal dibandingkan dengan followers selebgram kelas mikro / makro, sehingga cenderung lebih aktif dalam menanggapi postingan mereka. Standar Engagement Rate pada Nano Influencers ini di atas 10%, lho (dua kali lebih tinggi dibandingkan kategori influencer lainnya)!
3. Apa saja Keuntungan bagi Bisnis Kuliner Apabila Berhasil Mengutilisasi Nano Influencers
Menyambung poin nomor 2 bahwa nano influencers ini adalah para seleb yang sedang cari pamor, tentu mereka juga lebih agresif dalam menciptakan konten. Berdasarkan data dari SocialPubli, hanya 44% nano influencers yang sudah “monetary minded” alias punya rate professional. Sisanya, masih sangat terbuka terhadap free endorsement. Kita kasih produk gratis, mereka mau kok ngereview di lapak mereka! Jikapun berbayar, ratenya jauh lebih murah daripada influencer kelas mikro apalagi makro. Sebagai contoh di Bandung, banyak nano influencers yang ratenya tidak sampai 100 ribu per post feeds, hemat banget khan!
4. Bagaimana Cara Menemukan Nano Influencers
Kamu bisa temukan di sociabuzz.com, tanya followersmu lewat aktivitas di Insta Story (biar sekalian jadi konten yang memancing interaksi) atau temukan secara manual lewat hunting-hunting di explore Instagram.
5. Bagaimana cara Menghubungi Nano Influencers
Hubungi mereka lewat Direct Message (karena jarang yang menginformasikan alamat email professional mereka) dan jangan lupa perkenalkan brandmu dengan baik agar mereka sedari awal mampu memutuskan kecocokkan mereka terhadap nilai atau profil brandmu. Sampaikan langsung maksudmu menghubungi mereka ya, agar mereka juga tidak bingung (yang akhirnya berujung tidak membalas kontakmu). Lebih baik lagi kalau kamu minta nomor WhatsApp atau email mereka, agar tim marketingmu memiliki pendataan yang baik apabila ke depannya mau bekerja sama lagi dengan influencer ybs.
6. Bagaimana cara agar membuat Nano Influencers tertarik dengan bekerjasama
Lanjutan dari poin 5 (kejelasan mengenai brand dan maksudmu menghubungi mereka) tawarkan mereka kolaborasi yang sederhana (effortless untuk mereka lakukan) dan menguntungkan juga buat mereka. Jangan lupa, kita berharap kerjasamanya free, lho, sehingga jangan “maruk”! Misal: berikan mereka produk secara free dengan timbal balik mereka minimal posting di Insta Story mereka, atau ajak mereka “Instagram Takeover.” Jika mau mereka posting dengan nilai lebih besar (di feeds) atau lebih sering, tentu penawaran darimu harus lebih bernilai lagi.
7. Konten apa yang cocok untuk publikasi melalui Nano Influencers
Beda influencers, beda preferensi. Sehingga, jangan sampai penawaran kolaborasimu disamaratakan ke seluruh influencers yaah! Perhatikan aktivitas mereka di feeds atau instastory. Kalau mereka sering mereview produk, maka tawarkan mereka untuk dikirimkan produk secara gratis agar mereka bisa review. Kalau mereka lebih sering giveaway, maka tawarkan voucher atau hadiah yang bisa mereka bagi-bagikan ke followers mereka. Pokoknya, sempatkan riset singkat dulu terhadap nano influencers yang kamu inginkan agar bisa menawarkan sistem barter yang cocok dengan preferensi mereka juga.
8. Hal-hal lainnya
Perlu diingat juga, bahwa nano influencers biasanya bukanlah pihak-pihak yang terbiasa bekerja sama secara professional. Jika kamu melakukan paid collaboration dengan mereka, jangan asing lagi jika mereka belum memiliki invoice yang resmi, atau bahkan tidak terbiasa berkomunikasi melalui email. Sesuaikan cara komunikasi dan longgarkan sedikit aturan-aturan bisnismu dalam beriklan agar mereka juga merasa nyaman. Selain itu, jangan putus komunikasi dengan mereka agar ke depannya siapa tau mereka naik level menjadi mikro bahkan nano influencers, mereka tetap terbuka berkolaborasi dengan brandmu (seperti memberikan harga khusus!) karena brandmu meninggalkan kesan yang baik.
Gimana, bisa banget kan utilisasi nano influencers ini kamu lakukan apabila brandmu sedang minim budget marketing (atau sedang didistribusikan untuk aktivitas marketing lainnya) karena lebih efisien costnya, namun jika dilakukan dengan rutin maka bisa mendatangkan manfaat yang besar untuk exposure brandmu di media sosial!
Buat temen-temen yang bingung gimana menjalankan Social Media Strategy, Membuat konten-konten yang kuat di Tiktok, Instagram serta Membuat Program marketing yang bisa meningkatkan sales, ga perlu pusing join ajah dengan www.eatproject.id Agency Specialist F&B.
Comments