Everyone is Profit Makers in Your Company
"Setiap divisi harus menghasilkan profit sehingga pertumbuhan perusahaan akan sehat" salah satu yang sering saya sharing kepada temen-temen kuliner, kok bisa semua divisi harus menghasilkan profit, bukannya pada umumnya biasanya profit dihasilkan oleh tim sales? sehingga sering kan kita denger becandaan, "ah, situ mah enak bagian marketing/admin/ atau bagian lainnya cuma ngabisin duit, kita nih capek-capek dilapangan buat jualan dan menghasilkan profit untuk perusahaan".
Ketika kita misalnya bekerja di divisi branding sebuah perusahaan, bukannya lazimnya yah kerjaannya ngabisin uang yang artinya malah mengurangi profit perusahaan? Ato contoh ekstrim, bagaimana mungkin seorang satpam perusahaan bisa menghasilkan profit karena pekerjaannya yang seputar keamanan, bukan melakukan penjualan?
"Kok bisa?" "yah bisa, tergantung bagaimana kita memahami terminologi profit dalam bisnis, ingat yah dalam bisnis, bukan dalam terminologi akuntansi" dan hal ini sangat menarik karena cukup banyak pengusaha yang tidak betul-betul memahami hal ini, saya berikan 1 contoh yang sederhana ajah misalnya, ketika kita bagian produksi mencoba berbagai cara untuk menekan harga pokok produk HPP, bukankah hal ini akan punya impact peningkatan profit perusahaan?
Logika sederhananya, dulu modal 500 rupiah, di jual 1.000 rupiah, untung kotor 500 rupiah, kemudian kurangin semua biaya, katakanlah 300 rupiah, maka profit bersih 500-300 rupiah adalah 200 rupiah, nah bagaimana jika bagian riset kemudian menemukan cara yang lebih efisien sehingga harga pokok yang tadinya 500 bisa ditekan ke 300 rupiah? punya impact bukan ke profit perusahaan. Jadi pelajaran apa yang bisa kita ambil dari diskusi singkat di atas? "Setiap divisi harus menghasilkan / "berkontribusi" ke profit sehingga pertumbuhan perusahaan akan sehat"?
1. Mindset Dalam Memahami Profit
Yah setiap orang di dalam perusahaan, bagian apapun mereka bekerja perlu ditanamkan di dalam pemikiran dan di beritahukan secara konsisten bahwa mereka adalah bagian yang berperan sangat penting dalam menentukan profit perusahaan.
Bagian produksi / riset produk / pembelian punya peran penting, misalnya menekan HPP melalui cara baru dalam produksi, harga bahan baku yang bisa dicari lebih murah dengan kualitas sama, penggunaan teknologi dan berbagai hal, bahkan satpam kantorpun perlu sekali untuk ditanamkan pemahaman seperti ini, misalnya ketika kantor sudah kosong, satpam berkeliling untuk mematikan setiap lampu dan AC yang masih menyala, karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap efisiensi biaya listrik.
Yah intinya, semua harus paham dan untuk itu setiap pengusaha harus selalu menjadwalkan berbagai bentuk kegiatan rutin, seperti meeting bulanan di mana mindset ini terus-menerus di ulang dan ditanamkan kepada setiap karyawan.
2. How To
Nah selain menanamkan mindset, perusahaan juga harus memetakan secara detail HOW TO untuk setiap bagian di dalam perusahaan sehingga mereka bisa berkontribusi dalam profit perusahaan secara sadar, sebetulnya hal ini sudah dilakukan dalam bentuk penyusunan KPI kerja setiap orang dan divisi, masalahnya dalam banyak kesempatan saya perhatikan, detail KPI yang disusun sering kali tidak diarahkan dengan jelas kepada faktor yang terkait dengan kontribusi KPI tersebut terhadap profit perusahaan, namun hanya diarahkan untuk melakukan pengukuran kerja individu tersebut.
Sebagai contoh, misalnya kita berkerja di divisi branding, KPI final bukan hanya berkaitan dengan berapa besar awareness, perceived quality, asosiasi merek atau loyalitas pelanggan semata, tapi sejauh mana hal-hal tersebut juga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan profit perusahaan, walaupun bukan hal ini yang mungkin menjadi acuan evaluasi kinerja namun dengan pengukuran seperti ini, bagian brandingpun akan memahami bahwa apa yang mereka lakukan akan erat kaitannya dengan profit perusahaan, misal efektifitas penggunaan budget dan berbagai hal lainnnya.
3. Ada pengukuran yang punya impact terhadap profit
Yah ini yang sulit apalagi jika bagian tersebut tidak terkait langsung "mindsetnya" dengan profit yang dihasilkan oleh perusahaan. Bagian accounting yang melakukan pencatatan keuangan misalnya, bagaimana caranya pengukuran kinerja juga memasukan unsur kontribusi dalam meningkatkan profit perusahaan? Negosiasi term pembayaran dengan supplier yang dilakukan oleh accounting apakah punya impact terhadap profit perusahaan? Sebagai contoh, bayangkan yang tadinya cash pembayaran kemudian setelah dinegosiakan bisa dibayar per 2 bulan, jika didepositokan berapa banyak yang bisa dihasilkan dari penundaan pembayaran ke supplier? kalo bisa Anda sudah milliaran, bagi hasil dari deposito bank syariah ajah mungkin sudah bisa digunakan untuk membayar biaya sewa office, bukankah hal ini punya impact besar terhadap profit perusahaan?
Yah, poin pentingnya, kita harus bisa mendeskripsikan setiap fungsi kerja, apa dan bagaimana mereka bisa "menghasilkan profit" untuk perusahaannya.
So Every One is Profit Makers in Company.
Comments