Perlu Belajar Valuasi?
Updated: Jan 6, 2021
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang bisa jadi paling susah untuk dijawab... oleh yang belum paham dengan yang namanya "menghitung nilai bisnis kita" atau bahasa kerennya adalah valuasi.
Karena banyak juga yang berpikir kalo ngomongin kata "valuasi" kayaknya cuma untuk bisnis-bisnis gede aja ato bisnis "tech" yang terkesan di atas awan.
Padahal salah lho! Bahwa memahami valuasi itu diperlukan sedini mungkin, saat kita baru mulai bisnis kuliner sekalipun.
Contohnya nih... misalnya kita ingin berbisnis kuliner, membuka cabang pertama kita, tapi modal ga cukup, akhirnya kita cari-cari tahu eh ternyata bisa nih berbisnis kuliner mengajak yang namanya investor. Tapi saat mereka sudah tertarik dengan konsep bisnis kita dan minta "hitungannya" langsung deh kita ga ngontak-ngontak... karena ga tau gimana "cara bikin hitungannya".
Belum lagi kalo si investor ini udah mau setorin uangnya.. Nih 300 juta lu bisa mulai deh... berapa persen kira-kira untuk investasi ini? Langsung deh mundur perlahan lagi padahal uang udah ada di depan mata... karena bingung gimana nentuin berapa persennya...
Ada lagi nih satu contoh lagi... misal nya kita pengen ngembangin cabang, tapi nungguin putaran keuntungan dari cabang pertama lama beut!!!! padahal sayang banget kalo hilang momen... dan lagi ada lokasi bagus banget lagi! Ada investor mau invest di 1 lokasi baru itu.... nahhh gimana tapi hitungannya yah?
Dan kadang masih banyak contoh-contoh seperti landlord yang mau jadi investor di lokasi tersebut... jadi ga usah sewa bangunannya tapi mereka dapat keuntungan... tapi berapa persen? binunnnn jadinya :D
Itulah hal-hal keseharian yang sering ditemui pebisnis kuliner, yang menjadikan kita ga boleh alergi dengan kata "valuasi". Valuasi adalah "nilai bisnis" kita. Ngitungnya gimana? ga semata-mata hanya dari aset kita saat ini... ga punya aset donk.. masa valuasi bisnisnya nol?
Ada banyak cara pendekatan untuk menghitung valuasi bisnis, terutama dalam hal ini bisnis kuliner, karena beda-beda industri beda-beda juga cara menghitungnya.
Berikut adalah beberapa elemen yang akan mempengaruhi valuasi bisnis kita:
1. Sales Harian
Sales harian adalah komponen penting dalam menilai valuasi bisnis. Maka ada pendapat juga bahwa sistem menjual kemitraan cenderung lebih rendah nilai valuasi bisnis utamanya dibandingkan memiliki cabang sendiri, karena umumnya sales harian dari store kemitraan tidak tercatat menjadi sales pusat.
2. Customer Engagement
Seberapa mampu sebuah perusahaan untuk membuat konsumen nya balik lagi? Tingginya konsumen yang loyal cenderung akan mendorong "kepercayaan diri" investor bahwa pada saat bisnis ini akan dikembangkan, maka "angka penjualan" dan "keuntungannya" juga akan berkali-kali lipat.
3. Brand Equity
Brand yang kuat menjadi salah satu elemen terbesar dalam meningkatkan valuasi. Terdiri dari apa saja? Awareness (artinya banyak yang tahu), Association (kuat di kategori tertentu. Misal kalo ngomongin tentang ayam geprek pasti brand xxx), Perceived Quality (citra dan nilai yang positif).
Baca Artikel Menarik Lainnya: 7 Strategi Branding Langsung "Cring-cring"
4. Persaingan dan ukuran pasar
Apakah industri yang dijalani memiliki ukuran yang besar, sehingga menciptakan potensi pertumbuhan yang juga besar. Apakah di dalam kategori tersebut sudah ada market leader, berapa besar market size yang dikuasai. Hal-hal yang berhubungan dengan potensi ke depannya keuntungan yang bisa diciptakan dari investasi, mempengaruhi cara investor menilai value sebuah bisnis.
Nah jadi pengaruh kan semua keputusan yang kita ambil dalam membentuk bisnis kita untuk menjadikan bisnis kita memiliki nilai yang semakin baik. Bagi yang mau benar-benar bisa menghitung valuasi bisnis kuliner walaupun bisnis nya belum mulai atau cabangnya baru 1, bisa ikutan Foodizz Online Class 11 Sabtu ini lihat info lengkapnya di sini.
Sumber Gambar: Unsplash.com
Comments