5 Strategy to Win Coffeeshop War Game
Sebuah obrolan ringan yang bisa jadi sebuah sumber inspirasi untuk menulis tentang bagaimana cara memenangkan pasar di era yang sangat hyper competition saat ini.
"Iya nih kayaknyanya tiap bulan ada ajah coffeeshop baru muncul dengan berbagai hal baru maupun yang begitu-begitu ajah sih yah bro"
Hmm.. ini ga jauh beda sih kayaknya seperti Bandung or Jakarta, coffeeshop tumbuh dengan pesat di dua kota ini juga, sepertinya klo di instagram ada ajah tiap bulan muncul coffeeshop baru dengan berbagai hal baru maupun standart yang ditawarkan mulai dari design keren, varian kopi yang sangat variatif seperti chesee, buah, ato bahkan coffeeshop jualan Indomie, beans-beans dari belahan dunia lain, specialty beans, jualan bakery, makanan traditional, barista juara, baristanya ganteng-ganteng dan cantik, punya mesin super mahal, interior super mewah bahkan baru punya 1 outlet sudah ada pajangan mesin roasting merek Probat dan terakhir bermunculan konsep Outdoor dengan maksimalisasi space dan kolaborasi space.
Jadi ujungnya semua mirip-mirip yah? Yah jawab sendiri lah, sudah sering kan ke coffeeshop tentunya, bener ga mirip-mirip? Klo iya kenapa ada yang rame dan ada yg sepi? Faktor mana yang paling punya pengaruh sehingga bisa seperti itu? "Itu si A pake mesin La Marzocco 3 group, custom design tapi kok sepi yah", "Itu si B, edun designnya keren banget, pake designer kayanya, tapi kok sepi yah, ramean yg cuman suasana ala seadanya, kursi kayu dan tempatnya nyempil lagi ga keliatan dari jalan"
Jadi apa yang membuat satu brand bisa lebih laku daripada brand yg lain? Tau ga? Enggak, sama saya juga ga tau haha. Seriusan ini karena tiap brand yang laku mungkin konsumennya punya "reason to buy" yang berbeda dari brand lainnya, punya "brand value" yg mungkin tidak tampak secara kasat mata yg perlu dikaji dan dicari insightnya sehingga mungkin kita bisa memperkirakan "why" nya konsumen terus datang dan membeli di coffeeshop tersebut.
Salah satu contoh coffeeshop di Bali yg sudah cukup lama ada, dari dulu biasa-biasa ajah sih, but beberapa bulan ke belakang ini brandnya cukup menjadi perhatian, sering dibicarakan orang, di post di instagram, dan cukup banyak pengunjung dari luar Bali datang untuk sekedar selfie, trial ato merasakan sendiri "ada apa" kok rame. "gara-gara apa yah?" "Life Music" ... Seriusan gitu ajah? Yap, music for entry kemudian tentu didorong oleh program-program yang kuat serta komunikasi yg intens sehingga kemudian "positioning terbangun" then "Simsalabim" customer berdatangan .. ini magical dari ilmu marketing hehe..
Jadi kembali lagi ke bahasan awal, bagaimana sebagai pemilik bisnis kita bisa membuat brand kita menjadi pilihan konsumen? Di sisi mana yang perlu kita bangun sehingga hal tersebut cukup kuat menjadi pertimbangan konsumen? Dari berbagai artikel yang saya baca dan saya simpulkan mungkin ada 5 hal yang bisa saya share untuk menjawab pertanyaan di atas, tapi perlu saya ingatkan satu poin tidak berarti berdiri sendiri dan mengabaikan poin lain, pun setiap poin yang ingin difokuskan harus secara detail di cari insightnya langsung ke konsumen dan kompetitor kita tentunya.
1. Concept Development
Poin ini fokus pada pengembangan konsep coffeeshop kita, misal coffeeshop yang tema-tema musik 80 an, coffeeshop yg fokus pada edukasi-edukasi coffee secara konsisten, ato coffeeshop yang fokus pada community facilitator. Intinya dalam pengembangan bisnisnya, untuk membuat konsumen datang dan membeli kita mengembangkan sebuah konsep yang berfokus pada "how to", bukan berfokus pada produk yang dijual. "Yah tentu produknya tetap harus bagus, variatif sesuai selera pasar". Ato bisa juga misalnya coffeeshop yang fokus pada selfie spot. Kembali lagi pada poin ini yang dibangun adala How to Offer.
2. Product Innovation
Dalam poin ini kita coba mengembangkan fokus utama brand kita pada kekuatan inovasi produk, baik dari sisi kualitas, variasi, harga, dsb. Klaim-klaim misal "menggunakan biji kopi terbaik, termahal atau specialty", di olah dengan teknologi terbaru menjadi sangat penting untuk membangun "persepsi" konsumen bahwa kita menyajikan kopi terbaik. Atau pendekatan yang berbeda juga bisa ditempuh, misalnya bermain dengan berbagai varian olahan kopi yang unik dan inovatif sehingga "persepsi" konsumen kembali lagi bisa di bentuk berdasarkan kekuatan ini.
3. Communication Aggressivity
Model strategi ini adalah model penguasaan benak konsumen "awareness" secara massive dengan banyak menggunakan funnel komunikasi dan dilakukan secara masif dan konsisten, sehingga target ujungnya adalah klo mikir coffeeshop pasti yang terpikir pertama kali coffeeshop X. Yah, tentu kembali lagi bukan berarti mengabaikan sisi produk dan konsep yah, kedua hal di atas tetap harus dibuat secara matang dan kuat namun kali ini ditambah dengan strategi komunikasi yang juga masif dan konsisten sehingga terjadi "penguasaan benak" konsumen oleh brand ini.
4. Cost Leadership
Any kind coffee 10 ribu, premium beans, mesin canggih, HPP cukup di 50% tidak lebih tidak kurang, bermain di volume dan number of customer. Atau bisa juga ada coffeeshop yang cabangnya di mana-mana, ukuran 2 x 3 cukup, capex under 100 juta yg penting availability serta lebih banyak menggunakan strategi take away or gofood. Bisa berhasil? Yah bisa ajah jika kita mengacu pada bisnis model ayam goreng tepung misalnya, yang lebih ekstrim malah pake gerobak, ato minuman-minuman di gerobak-gerobak yang banyak menjamur saat ini.
5. Customer Intimacy
Membangun pasar dan loyalitas melalu kedekatan dengan pelanggan, nah model ini lebih mengedepankan sentuhan human dan komunikasi dalam membangun bisnisnya, di Yogya or Bali or Klaten ada model coffeeshop seperti ini, di mana konsumen yang datang akrab sekali di sapa, diajak ngobrol, foto bareng, bahkan ownernya tidak sungkan untuk selfie bareng, memberikan hadiah dan berbagai sentuhan "human" lainnya sehingga konsumen tidak lagi merasa dirinya objek jualan tapi lebih jauh dari itu bagian "keluarga" dari coffeeshop tersebut. Model seperti ini biasanya sangat kuat dalam membangun loyalitas dan rekomendasi, sehingga kadang or bahkan seringnya kita tau coffeeshop dari banyak orang yang bercerita bukan karena coffeeshop tersebut memang iklan atau ada kelebihan lain yang tidak dimiliki oleh pesaingnya.
Pilihan strategi yang manapun pada akhirnya punya kekuatan dan kelemahan masing-masing, di situlah tugas kita sebagai pengusaha untuk bisa terus konsisten menjadi dan meng upgrade brand kita secara konsisten, sehingga strategi yang kita eksekusi bisa works dalam membangun brand, serta tentu mendatangkan bisnis yang sesuai dengan target yang kita buat.
Apa bisa hal ini digunakan di bisnis lain? Yah tentu saja, basically secara starategi mungkin garis besarnya itu-itu ajah karena ujungnya yang membuat works adalah Insight, Idea dan Eksekusi yang dilakukan secara konsisten.
Selamat mengevaluasi kembali, semoga suatu saat pemain coffeeshop terbesar di Indonesia adalah Brand lokal (ato udah yah, brand mana?) dan kelak juga bisa menjadi pemain dunia yang membuat bangga Indonesia.
Selamat Pagi
BTW Fodizz akan ada Special Class nih, Wajib banget ikut ini, buat temen-temen yang mau serius belajar detail tentang MEMBUAT BISNIS PLAN selama 9 jam, mendapatkan template-template yang tinggal di isi dan dibahas 12 topik detail menyusun bisnis Plan, temen-temen bisa Join di kelas Foodizz Online Class. Business Plan 2021 Untuk Pebisnis Kuliner atau langsung WA ajah ke 082127778018
Comments