5 Cara Mengembangkan Bisnis Kuliner
Updated: Dec 28, 2020
Siapa yang ga mau kalo punya bisnis berkembang. Tapi "mau" nya ini memang harus diupayakan, alias bisnis ga berkembang dengan sendirinya.
Mengembangkan bisnis hanya bisa dilakukan jika pemiliknya /foundernya memiliki ilmu yang cukup. Ya kalo nga gimana mau meminta tim kita menjalani pengembangan, kalo kitanya juga ga terlalu paham mau kemana dan bagaimana.
Nah yuk kita baca 5 cara mengembangkan bisnis kuliner yang bisa menjadi bayangan awal dan opsi untuk kita ambil nantinya.
Pada dasarnya pengembangan bisnis bisa horisontal atau vertikal. Horisontal sendiri adalah melakukan pengembangan cabang secara meluas (ke samping) dan untuk vertikal lebih ke atas atau ke bawah / mendalam. Bedanya apa aja yuk kita lihat di beberapa penjelasan berikut ini:
1. Buka Cabang
Cabang sendiri tidak selalu di bayangan harus "restoran" atau bentuknya fisik, tapi cabang di sini pada intinya kita menambah "titik penjualan" untuk menambah jumlah konsumen. Misalnya kalo awalnya cuma punya satu titik, total omset nya 50 juta sebulan. Artinya buka cabang adalah menambah titik baru yang diharapkan omsetnya nanti bisa 100 juta karena dari 1 titik jadi 2 titik, omsetnya pun bertambah.
Buka Cabang ini dikategorikan dalam pengembangan horisontal. Artinya "kesamping" melebarkan terus menerus pasar yang digarap. Bisa juga misalnya membuka cabang yang awalnya ada cabang di Tokopedia, buka cabang di Shopee, buka cabang lagi di WA, dst.
Buka Cabang umumnya diasosiasikan dengan cabangnya milik sendiri. Bisa dikembangkan dengan modal yang didapatkan dari memutar keuntungan dari cabang pertama atau bekerja sama dengan investor di pembukaan cabang-cabang berikutnya.
Banyak juga yang kesulitan koq bisnisnya udah lama tapi susah banget buka cabang baru, karena boro-boro ada dana untuk modal cabang kedua, kadang masih pas-pasan banget di cabang pertama. Bisa buka cabang bahkan dalam waktu yang cepat emang ada ilmunya, pelajari terus strategi-strategi dan cara membuat perhitungannya. Salah satunya yang akan dibedah secara fokus di Foodizz Online Class 11 bulan Januari nanti (lihat informasi nya di sini).
2. Jual Kemitraan
Pernah dengar kan istilah ini? Biasa suka salah disebut juga dengan Franchise. Memang serupa model nya tapi istilahnya berbeda, terkait dengan kesesuaian dengan legal dan regulasinya. Intinya Kemitraan atau Franchise, adalah pengembangan bisnis dengan bekerja sama dengan pebisnis lainnya. Di mana pebisnis lain tersebut "menjalankan" bisnis dengan brand milik kita.
Kemitraan menjadi sangat potensial untuk dipelajari karena bisa membantu brand/bisnis kita berkembang sangat cepat karena yang jika buka cabang sendiri semuanya yang ngerjain kita, bayangkan kalo kemitraan... ada banyak banget orang (mitra) yang ikut mengembangkan bisnisnya. Tentunya dari sisi permodalan dan operasional.
Kemitraan ini juga masih dalam kategori horisontal karena tujuannya adalah memperluas pasar. Godaan menjual kemitraan sangat besar, karena banyak para calon mitra yang mau membayar "license fee" atau ijin menggunakan brand/ model bisnis Anda, apalagi kalo booming di lokasi pertama, dengan angka yang tidak kecil. Belasan hingga ratusan juta!
Namun jangan sampai salah mengambil keputusan. Karena menjual kemitraan dengan persiapan yang minim malah akan membuat brand Anda jatuh... atau hal-hal lain yang menimbulkan masalah di kemudian hari. Cek dulu kelengkapan persiapan yang sudah di summary kan di salah satu E-Course Foodizz yang membahas tentang kemitraan (lihat di sini).
3. Membuat Central Kitchen
Nah ini adalah contoh pengembangan bisnis yang Vertikal. Contoh awalnya Anda memiliki usaha jus 10 cabang. Karena penggunaan buah-buahannya sangat besar (saking lakunya), akhirnya Anda memutuskan untuk membuat kebun buah sendiri. Dengan begitu keuntungan Anda naik 20%.
Ini adalah contoh pengembangan vertikal, di mana penambahan keuntungan atau omset didapatkan bukan dari penambahan pasar tapi penambahan margin. Pengembangan bisnis mana yang dipilih ada baiknya mempertimbangkan kompetensi dari tim/diri sendiri/organisasi. Karena salahnya pengambilan keputusan pengembangan bisa malah membuat bisnis jadi turun performanya. Misalnya karena ga menguasai perkebunan akhirnya malah merugi, yang awalnya 20% tambahan keuntungan mau didapatkan malah jadi harus nombok karena ga menguasai bisnisnya.
Namun jika ternyata keahliannya ada, bisa juga malah bisnis "hulu" atau bisnis "tambahan"nya yang berkembang lebih pesat dan menghasilkan omset dan keuntungan lebih banyak.
4. Membeli Franchise/ Kemitraan lain
Awalnya Anda memiliki 1 rumah makan di kota Malang. Karena ingin menguasai pasar kota Malang, akhirnya Anda membeli franchise/kemitraan dari kota-kota lain yang tenar, kemudian Anda buka di kota Malang. Dengan begitu pasar kota Malang Anda kuasai.
Hal ini juga masuk dalam kategori horisontal, karena tujuannya adalah memperluas pasar. Namun dengan cara mengambil wallet share dalam konsumsi customer. Contoh memiliki rumah makan padang, memiliki coffee shop, steak house, rumah makan sunda, dll. Jadi customer kota Malang dari Senin sampai Minggu bisa-bisa datang ke tempat makan milik Anda terus :D
Nah bisa dilihat kan... beda langkah pengembangan beda konsekuensi nya juga. Contoh apabila mau pengembangan ke seluruh Indonesia tentu akan berbeda hal yang harus disiapkannya dibanding menguasai satu kota tertentu. Sehingga strategi pengembangan yang Anda inginkan jangan lupa untuk dicocokan dengan resources yang dimiliki dan dipelajari dengan detil sebelum mengambil keputusan dan mengeksekusinya.
5. Keagenan/ Reseller
Serupa dengan menjual kemitraan, sistem keagenan dan reseller juga merupakan langkah mengembangkan bisnis kuliner dengan bekerja sama dengan orang lain yang ingin menjalankan bisnis.
Hanya saja dalam hal ini mereka hanya melakukan aktivitas pemasarannya saja. Hal ini bisa dilakukan untuk produk-produk bisnis kuliner yang memungkinkan. Contohnya sudah siap jual (dalam kemasan). Agar agen dan reseller bisa berfokus pada aktivitas penjualan, tidak perlu melakukan produksi.
Seluruh aktivitas produksi ditangani oleh Anda. Jangan salah! Bisnis yang menggunakan sistem keagenan dan reseller ini banyak yang omset nya LUAR BIASA hingga sampai miliaran! Termasuk dalam kategori pengembangan bisnis horisontal (memperluas pasar) namun dengan modal yang minim.
Dan sering disebut-sebut sistem keagenan atau reseller ini bersifat sangat personal / grassroot sehingga di jangka panjang sangat kuat, karena berhubungan dengan "rekomendasi personal" dan "hubungan personal" antara para penjual dan para customernya.
Again... setiap pengembangan bisnis harus dipelajari detilnya agar saat memutuskan untuk masuk dan mengeksekusinya, seluruh konsep dan konsekuensinya sudah paham dari awal... sehingga menghindari resiko kegagalan atau terjebak dalam keputusan yang salah.
Membangun dari nol hingga ribuan reseller bukan hal yang mustahil, karena telah dibuktikan oleh banyak orang seperti mas Hermas Puspito yang membagikan ilmunya dalam Kelas Reseller di Foodizz (lihat di sini). Jadi Anda juga pasti bisa! Asal tau caranya...
Nah itu dia Foodpreneurs 5 cara mengembangkan bisnis kuliner... di luar 5 ini ada masih banyak cara lainnya... jangan berhenti untuk mencari ilmunya dan jangan kita menyerah dengan keinginan untuk mau mengembangkan bisnis, karena selama ada orang lain yang melakukannya berarti ada caranya :))) dan kita perlu mencari tau dan mencobanya sendiri!
Salam sukses Foodpreneurs!
Sumber gambar: unsplash.com
Comments