4 Peran Penting Supply Chain Management dalam Bisnis Kuliner
Seringkali kita mendengar istilah Supply Chain Management atau yang biasa disingkat dengan SCM dalam berbagai jenis industri, mulai dari industri manufaktur sampai industri kuliner. Sebenarnya seberapa penting sih fungsi SCM ini, apa saja yang termasuk dalam lingkup SCM, bagaimana penerapannya dalam bisnis kuliner serta apa saja manfaat dari penerapan SCM yang baik? Mari kita bahas satu per satu prinsip dan konsepnya dalam artikel singkat ini.
Dalam bisnis, utamanya skala menengah sampai besar, tentunya semua fungsi seperti Marketing, Sales, Supply Chain, Finance, Human Resources, Legal atau fungsi-fungsi lainnya memiliki peran yang penting dan saling terkait untuk membuat suatu bisnis menjadi sukses. Khusus untuk SCM, pentingnya fungsi ini adalah memastikan permintaan yang telah digenerate oleh fungsi Marketing / Sales dapat terpenuhi dengan kualitas yang baik. Singkatnya jika fungsi Marketing / Sales telah membangun brand dan berhasil mendatangkan konsumen, fungsi Supply Chain harus dapat memastikan bahwa permintaan konsumen tersebut dapat dipenuhi.
Berikut akan dibahas 4 peran penting dari Supply Chain Management yang berkaitan erat satu sama lain. Meskipun 4 hal yang akan dibahas ini akan sangat relevan dengan bisnis kuliner yang sudah memiliki beberapa cabang atau skala menengah ke atas, tapi prinsip-prinsip utamanya sangat bisa diterapkan dan tetap relevan dalam skala kecil tentunya dengan implementasi yang jauh lebih sederhana.
1. Perencanaan (Planning)
Peran pertama yang sangat penting adalah perencanaan (planning). Ada dua aspek yang termasuk dalam planning.
Yang pertama yang juga adalah awal dari proses SCM adalah demand planning, yaitu bagaimana perencanaan dilakukan atas permintaan konsumen yang memiliki kaitan erat dengan fungsi Marketing/ Sales. Contohnya, perencanaan atau estimasi atas berapa banyak permintaan porsi beef hotplate atau nasi goreng dalam satu hari/ minggu/ bulan, baik permintaan organik (permintaan baseline tanpa aktivitas promo) ataupun extra/ tambahan permintaan karena adanya aktivitas promo.
Yang kedua adalah supply planning, yaitu perencanaan atas berapa banyak bahan baku dan material pendukung yang harus tersedia untuk memenuhi permintaan tersebut. Misalnya berapa kilogram daging sapi yang dibutuhkan atau berapa banyak beras yang harus disiapkan agar permintaan konsumen dalam periode tertentu (misalnya hari/ minggu/ bulan) dapat terpenuhi.
2. Pengadaan (Sourcing)
Peran yang kedua adalah peran pengadaan (sourcing). Setelah proses demand & supply planning telah dilakukan, selanjutnya peran SCM adalah memastikan pengadaan bahan-bahan yang diperlukan.
Hal-hal yang perlu dikelola termasuk proses pencarian supplier dengan harga yang paling kompetitif, proses negosiasi harga dan termin pembayaran (terms of payment/ TOP), proses pemesanan, pembelian (proses purchase order/ PO), sampai penerimaan barang dari supplier termasuk pengelolaan persediaan (inventory management) atas bahan baku seperti contohnya berapa banyak daging ayam yang harus disimpan di freezer untuk memenuhi kebutuhan harian outlet, atau berapa banyak paper box yang yang harus disimpan untuk kebutuhan pesanan online atau take-away.
3. Produksi (Producing)
Selanjutnya adalah peran produksi. Singkatnya proses ini adalah tentang proses pembuatan produk akhir misalnya sepiring chicken hotplate atau satu gelas kopi susu. Hal-hal yang perlu dikelola misalnya bagaimana standar produksi di dapur atau bar, berapa lama proses deep-frying harus dilakukan agar ayam terasa renyah dengan tingkat kematangan yang pas dan bagaimana proses pengecekan kualitas atas produk jadi untuk menjaga cita rasa dan kepuasan konsumen.
Bergantung pada set-up bisnis kulinernya, terkadang fungsi produksi ini bisa saja dimasukkan ke dalam bagian operasional. Namun pada dasarnya proses produksi ini adalah bagian yang terintegrasi dari SCM.
4. Pengantaran (Delivering)
Peran terakhir SCM yang juga sama pentingnya adalah pengantaran (delivering). Untuk bisnis kuliner yang baru memiliki satu cabang bisa jadi hal ini belum terlalu relevan. Tapi untuk bisnis kuliner yang memiliki beberapa atau banyak fungsi ini harus diperhatikan dengan baik. Misalnya jika memiliki central kitchen atau ghost kitchen, sehingga harus mengirimkan produk ke cabang-cabang tersebut baik dalam bentuk jadi ataupun setengah jadi. Frekuensi pengiriman, moda transport dan biaya transport harus direncanakan dengan baik sehingga distribusi produk dapat dilakukan dengan optimal. Begitu pula dengan keputusan-keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan gudang, misalnya apakah perlu tambahan gudang untuk menjangkau daerah-daerah yang jauh.
4 peran SCM diatas sangat penting untuk dilakukan dengan terencana dan disiplin untuk mendukung pertumbuhan bisnis. Semua rencana marketing ataupun produk yang bagus tidak akan optimal atau berarti jika ketersediaan produk tidak terjamin yang pada akhirnya tidak bisa memenuhi permintaan konsumen yang berujung kepada ketidakpuasan konsumen.
Penerapan SCM yang baik memiliki korelasi langsung dengan pertumbuhan omset bisnis kuliner dan pada saat yang sama akan menjaga biaya pokok produksi atau harga pokok penjualan (HPP) agar tetap efisien sehingga keuntungan/profit akan menjadi maksimal. Selain itu juga akan menjaga pengelolaan modal kerja (working capital management) yang efisien, utamanya berkaitan dengan pengelolaan persediaan (inventory) yang optimal dan juga pengelolaan hutang kepada supplier (account payable) yang terkait langsung dengan pengelolaan termin pembayaran.
Dalam artikel-artikel selanjutnya bisa kita bahas lebih rinci masing-masing komponen diatas dan contoh aplikasinya lebih lanjut dalam bisnis kuliner.
Semoga bermanfaat untuk para foodpreneurs! (A/S)
Let's get SCALE
Foodizz Team
*Buat temen-temen yang mau copas artikel silahkan ajah ga perlu minta izin asal mencantumkan sumber artikelnya yaitu www.foodizz.id/blog. Yuk hargai karya dan usaha orang lain dalam membuat konten"
BTW temen-temen yang tertarik untuk MENDAPATKAN INVESTOR, membuat VALUASI BISNIS dan juga mendapakatan GROUP MENTORING serta mendapatkan contoh TEMPLATE EXCELL VALUASI BISNIS, nah silahkan join di kelas FOODIZZ 10x Growth yang dibawakan langsung oleh Gito Wahyudi (Investor Bisnis) serta Danis Puntoadi (F&B Consultant). Bakal seru banget kelasnya karena temen-temen bisa ngerti tentang GROWTH dan VALUASI dalam bisnis kuliner dengan STUDI KASUS KULINER. Daftar di link ini
Sumber Gambar: www.pexels.com
コメント